28.11.2024
Mirjan Hipolito
Ahli Mata uang kripto dan saham
28.11.2024

Mantan pekerja di perusahaan keuangan mengajukan gugatan penyuapan terhadap bursa Inggris, mengklaim pemutusan hubungan kerja yang tidak adil

Mantan pekerja di perusahaan keuangan mengajukan gugatan penyuapan terhadap bursa Inggris, mengklaim pemutusan hubungan kerja yang tidak adil Mantan pekerja di perusahaan keuangan mengajukan gugatan penyuapan terhadap bursa Inggris, mengklaim pemutusan hubungan kerja yang tidak adil

Amrita Srivastava, mantan karyawan senior di Binance, telah mengajukan gugatan terhadap bursa mata uang kripto di Inggris, dengan tuduhan pemecatan yang tidak adil setelah melaporkan insiden suap. Menurut laporan Bloomberg pada 28 November, Srivastava mengklaim bahwa ia diberhentikan pada Mei 2023, sebulan setelah memberi tahu manajemen bahwa seorang kolega telah menerima suap dari pelanggan dengan kedok menyediakan layanan konsultasi.

Binance membantah melakukan kesalahan dalam pemecatan Srivastava, dan menyatakan bahwa hal itu terkait dengan kinerja. Namun, Srivastava bersikukuh bahwa tindakannya adalah etis, dengan mengatakan, "Meminta suap dan menipu pelanggan bukanlah area abu-abu - itu jelas salah." Pelapor di Inggris berhak atas kompensasi tak terbatas jika mereka memenangkan kasus mereka, sementara klaim pemecatan yang tidak adil dapat menghasilkan hingga $ 150.000.

Kesengsaraan hukum Binance meluas

Gugatan ini menambah tantangan hukum yang dihadapi Binance secara global. Di AS, bursa ini telah menghadapi pengawasan regulasi yang signifikan, termasuk gugatan dari Securities and Exchange Commission (SEC) pada Juni 2023 karena diduga menawarkan sekuritas yang tidak terdaftar. Pada November 2023, Binance setuju untuk membayar $4,3 miliar untuk menyelesaikan tindakan penegakan peraturan lainnya, yang menyebabkan CEO Changpeng Zhao mengundurkan diri dan menjalani hukuman penjara selama empat bulan.

Meskipun gugatan Inggris menyoroti masalah pelanggaran internal, tantangan hukum yang lebih luas dari Binance dapat membentuk operasi dan reputasinya di masa depan. Dengan meningkatnya pengawasan peraturan dan kasus whistleblower yang semakin marak, bursa ini menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mereformasi praktik internalnya dan membangun kembali kepercayaan pada standar kepatuhannya.

Hasil dari kasus Srivastava mungkin memiliki implikasi yang lebih luas untuk perlindungan karyawan dan tata kelola perusahaan dalam industri kripto, terutama karena bursa menghadapi tuntutan yang semakin meningkat untuk transparansi dan akuntabilitas.

Materi ini mungkin mengandung opini pihak ketiga, bukan merupakan nasihat keuangan, dan dapat mencakup konten bersponsor.