Aplikasi pengiriman uang melambat saat stablecoin mendapatkan daya tarik pada tahun 2024

Dunia pembayaran lintas batas sedang mengalami perubahan besar. Meskipun aplikasi pengiriman uang tradisional telah lama mendominasi sektor ini, pesaing baru muncul, yaitu stablecoin.
Matthew Sigel, kepala penelitian aset digital di VanEck, mengaitkan tren ini dengan aksesibilitas dan efisiensi stablecoin, menurut Cryptopolitan.
Tidak seperti platform pengiriman uang tradisional, memperoleh stablecoin sering kali tidak memerlukan rekening bank, melainkan memanfaatkan platform perdagangan terdesentralisasi. Transaksi hampir seketika dan biayanya hanya sebagian kecil dari biaya yang dikenakan oleh layanan fintech.
Pada tahun 2024, pengunduhan aplikasi pengiriman uang, yang dulunya merupakan solusi utama untuk pengiriman uang global, melambat secara signifikan. Sementara itu, stablecoin seperti USDT dan USDC melonjak popularitasnya, menawarkan transaksi yang lebih cepat dengan biaya minimal.
Pasar Bull Mendorong Adopsi Stablecoin
Pasar mata uang kripto tahun 2024 mempercepat penggunaan stablecoin, terutama dalam pengiriman uang ritel. Yang memimpin pergeseran ini adalah wilayah-wilayah seperti India, Meksiko, dan Filipina, yang telah menggunakan kripto karena keterjangkauan dan aksesibilitasnya.
Pada tahun 2024, pengiriman uang global mencapai $685 miliar, dengan India menerima $129,1 miliar. Meskipun volume pengiriman uang stablecoin masih sulit untuk diisolasi, data Visa menunjukkan bahwa stablecoin memfasilitasi total transfer sebesar $28,7 triliun tahun lalu, menggarisbawahi relevansinya yang terus meningkat.
Kemajuan blockchain juga membuat stablecoin menjadi lebih menarik. Jaringan seperti TRON dan Binance Smart Chain memungkinkan biaya transaksi hampir nol, menjadikan stablecoin sebagai alternatif yang kompetitif untuk aplikasi pengiriman uang. Selain itu, seiring dengan meluasnya kepemilikan kripto-mencapai 560 juta orang di tahun 2024-pelanggan transfer berbasis stablecoin semakin bertambah.
Sementara pengiriman uang berbasis fintech diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,93% pada tahun 2025, pasokan stablecoin diproyeksikan meningkat dua kali lipat, menandakan adanya potensi pergeseran kekuatan di pasar. Meskipun masih ada rintangan, seperti mengubah stablecoin menjadi mata uang lokal, lintasan ini menunjukkan bahwa stablecoin siap untuk mendefinisikan ulang pembayaran lintas batas.
Volume perdagangan stablecoin mencapai titik tertinggi baru karena semakin banyak bisnis yang mengadopsinya. Lonjakan ini mendorong ekspektasi pertumbuhan Bitcoin yang berkelanjutan.