Otoritas Singapura memblokir Polymarket, dengan alasan layanan perjudian tanpa izin

Polymarket, platform pasar prediksi terdesentralisasi yang memungkinkan pengguna untuk bertaruh pada hasil peristiwa global, telah diklasifikasikan sebagai situs perjudian oleh pihak berwenang Singapura dan kemudian diblokir.
Pengguna X @alexzuo4 memposting bahwa ketika mencoba mengakses situs web Polymarket dari Singapura, pengguna menemukan peringatan yang menyatakan bahwa platform tersebut adalah penyedia layanan perjudian tanpa izin. Pemberitahuan tersebut juga menunjukkan bahwa pengguna dapat menghadapi denda hingga $ 10.000 atau penjara hingga enam bulan karena menggunakan layanan tersebut.
Loading...
Keberhasilan dan pembatasan platform
Insiden ini telah menghidupkan kembali diskusi tentang status hukum platform terdesentralisasi. Diluncurkan pada tahun 2020, Polymarket memungkinkan pengguna untuk memasang taruhan pada peristiwa dunia nyata menggunakan mata uang kripto. Platform yang berbasis di New York ini telah menarik perhatian karena pendekatan inovatifnya terhadap pasar prediksi. Meskipun berasal dari AS, layanan ini hanya dapat diakses oleh pengguna di luar Amerika Serikat karena adanya pembatasan peraturan.
Dalam beberapa bulan terakhir, pengawasan regulasi terhadap platform prediksi semakin ketat. Pada November 2024, Otoritas Perjudian Nasional Prancis (ANJ) meluncurkan penyelidikan terhadap Polymarket karena kecurigaan bahwa platform tersebut mungkin melanggar undang-undang perjudian Prancis. Langkah ini menyoroti meningkatnya tekanan regulasi pada platform terdesentralisasi yang beroperasi di ruang prediksi dan taruhan.
Tantangan regulasi dan implikasi DeFi
Popularitas Polymarket melonjak pada akhir 2024, dengan platform yang memproses rekor $ 2,5 miliar taruhan pada bulan Oktober saja. Lonjakan aktivitas ini sebagian besar didorong oleh minat terhadap hasil pemilu AS, yang menekankan permintaan platform selama acara-acara besar.
Klasifikasi Polymarket sebagai platform perjudian di Singapura menimbulkan pertanyaan tentang masa depan pasar taruhan yang terdesentralisasi dan kemampuan mereka untuk beroperasi dalam kerangka hukum yang berbeda. Insiden ini juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) dalam upaya mereka untuk memenuhi persyaratan peraturan dalam skala global.