Gen Z lebih memilih berinvestasi dalam Bitcoin daripada membeli real estat

Di Hong Kong, Gen Z memikirkan kembali prioritas keuangan, lebih memilih Bitcoin daripada aset tradisional seperti real estat. Tren ini disorot dalam sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan pialang lokal Futu.
Menurut Crypto.news, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa generasi muda melihat potensi Bitcoin tiga kali lebih besar dibandingkan dengan real estat, yang menandakan pergeseran besar dalam cara mereka mendekati akumulasi kekayaan dan keamanan finansial.
Khususnya, 23% responden Gen Z merasa lebih percaya diri memiliki dua Bitcoin dalam portofolio mereka daripada memiliki $128.400 untuk uang muka rumah. Pergeseran pola pikir ini sangat signifikan di Hong Kong, di mana properti telah lama menjadi simbol kekayaan dan stabilitas.
Performa Bitcoin yang mengesankan pada tahun 2024, dengan harganya yang melonjak 125% dan melebihi $100.000, telah menjadi pendorong utama dari optimisme ini, terutama karena pasar real estat yang berkinerja buruk. Kenyamanan, keamanan, dan fleksibilitas juga berkontribusi pada popularitas mata uang kripto, dengan 45% Gen Z lebih memilih aset virtual daripada real estat tradisional.
Tren investasi di Hong Kong
Survei ini juga menyoroti tren keuangan yang lebih luas di Hong Kong. Banyak penduduk yang beralih ke alat investasi untuk menghasilkan pendapatan pasif di tengah ketidakpastian ekonomi, dengan skor kepercayaan keuangan rata-rata 6,43 dari 10. Investor berpenghasilan tinggi, khususnya, memimpin:
- 25% memiliki lebih dari lima sumber pendapatan.
- 34% menginvestasikan lebih dari setengah penghasilan mereka.
- 42% telah berinvestasi dalam mata uang kripto, dengan 66% melaporkan keuntungan.
Vivien Wong, seorang mitra di HashKey Capital, percaya bahwa perubahan ini mencerminkan kombinasi dari kepercayaan diri yang tinggi terhadap Bitcoin dan ketidakpuasan terhadap pasar properti Hong Kong yang bergejolak. Ia menekankan bahwa Bitcoin sejalan dengan nilai-nilai transparansi dan inklusivitas Gen Z, yang membentuk paradigma baru dalam mengumpulkan kekayaan.
Sementara itu, Singapura telah muncul sebagai pemimpin regional dalam menarik perusahaan aset digital, dengan mengeluarkan 13 lisensi mata uang kripto pada tahun 2024, lebih dari dua kali lipat angka tahun lalu.