19.02.2025
Jainam Mehta
Kontributor
19.02.2025

Harga minyak mentah WTI naik karena kekhawatiran pasokan akibat ketegangan perdagangan

Harga minyak mentah WTI naik karena kekhawatiran pasokan akibat ketegangan perdagangan Minyak mentah WTI naik di atas $72 karena pengurangan pasokan Rusia meningkat

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) memperpanjang kenaikan pada hari Rabu, naik ke $72,24 per barel, naik dari penutupan hari Selasa di $71,74. Gangguan pasokan di Rusia setelah serangan pesawat tak berawak pada stasiun pompa utama pipa yang membawa minyak mentah Kazakhstan ke pasar global memicu sentimen bullish.

Namun, kekhawatiran atas kebijakan perdagangan AS di bawah Presiden Donald Trump tetap menjadi penghalang potensial untuk harga minyak.

Dinamika harga USOIL (Januari 2025 - Februari 2025) Sumber: TradingView.

Gangguan pasokan mendorong WTI lebih tinggi

Kenaikan WTI sebagian besar didorong oleh berkurangnya aliran minyak dari Rusia, menyusul pengurangan pasokan sebesar 30-40% setelah serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap infrastruktur utama. Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengkonfirmasi gangguan tersebut, dengan Reuters memperkirakan pengurangan 380.000 barel per hari pada suplai minyak mentah global. Perkembangan ini meningkatkan kekhawatiran akan pengetatan pasar minyak, terutama di tengah-tengah ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di Eropa Timur.

Sementara itu, minyak mentah Brent juga mengalami kenaikan, naik menjadi $75,94 per barel, naik dari $75,45 pada hari Selasa. Pasar minyak yang lebih luas tetap sensitif terhadap risiko rantai pasokan, dengan para pedagang memantau dengan cermat potensi tindakan pembalasan dari Rusia.

Ketegangan perdagangan dapat membatasi kenaikan minyak

Terlepas dari kenaikan yang didorong oleh pasokan yang kuat, momentum bullish WTI menghadapi risiko dari potensi tarif AS pada industri utama, yang dapat berdampak pada arus perdagangan global. Presiden Donald Trump telah mengisyaratkan tarif 25% untuk mobil asing, chip semikonduktor, dan obat-obatan, yang semakin memicu kekhawatiran akan perang dagang yang dapat melemahkan permintaan global.

Para pelaku pasar mengamati dengan seksama kebijakan tarif AS, terutama ketika pemerintahan Trump menyelesaikan langkah-langkah perdagangan timbal balik. Setiap eskalasi perlambatan ekonomi yang didorong oleh tarif dapat menekan harga WTI, terutama karena prospek permintaan untuk tahun 2025 masih beragam.

Prospek teknis: Level resistance dan support utama

Minyak mentah WTI tetap berada di dekat level $72,36, menunjukkan momentum bullish tetapi menghadapi level resistance utama. Resistance terdekat berada di $72,79, sejajar dengan garis tren dan bertindak sebagai level resistance atas. Titik resistance utama terlihat di $72,57 (200 EMA), dan penembusan di atas level ini dapat mengkonfirmasi tren naik.

Pada sisi negatifnya, level support terdekat berada di $72,21 (EMA 50), $71,64 (EMA 100), dan $71,50 (EMA 20), yang sangat penting untuk mempertahankan momentum bullish jangka pendek. Zona support yang lebih kuat terlihat di $70.10, sejajar dengan level support garis tren, dan jika ditembus, dapat menyebabkan pergerakan turun lebih lanjut. EMA 50 hari di $72,21 memperkuat sentimen bullish, sementara EMA 200 hari di $72,57 tetap menjadi penghalang utama untuk kenaikan lebih lanjut. Jika WTI berhasil menembus di atas $72,79, harga dapat berlanjut ke $73,65, mengkonfirmasi pergeseran tren.

Prospek: Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan

Para pedagang akan memantau perkembangan tarif AS, serta eskalasi lebih lanjut dalam gangguan pasokan dari Rusia. Selain itu, strategi pasokan OPEC+ dan sikap kebijakan Federal Reserve terhadap suku bunga akan memainkan peran penting dalam membentuk lintasan WTI dalam beberapa minggu mendatang.

Sebelumnya, WTI berjuang untuk bertahan di atas $71,50, dengan resistensi di $72,62 terbukti menjadi penghalang yang kuat. Pergerakan harga hari ini mengkonfirmasi bertahannya kisaran ini, dengan sentimen pasar yang bergantung pada pergeseran kebijakan geopolitik dan ekonomi.

Materi ini mungkin mengandung opini pihak ketiga, bukan merupakan nasihat keuangan, dan dapat mencakup konten bersponsor.