Kenaikan harga USD/JPY meningkatkan kekhawatiran inflasi bagi Bank of Japan

Pada sesi perdagangan Tokyo hari ini, Yen menunjukkan pelemahan yang berkelanjutan, dengan USD/JPY naik 0,83% dan diperdagangkan di 153,860 saat minggu perdagangan baru dimulai. Ini adalah masalah yang sudah tidak asing lagi bagi Bank of Japan (BoJ) karena Yen terus melemah terhadap Dolar, memicu kekhawatiran inflasi dan menambah tekanan pada para pembuat kebijakan untuk bertindak.
Meskipun BoJ telah berhati-hati untuk tidak berkomitmen pada jadwal kenaikan suku bunga berikutnya, berlanjutnya depresiasi yen dan potensinya untuk mendorong inflasi membuat para anggota dewan berada dalam posisi yang sulit. Beberapa menunjukkan dampak yen terhadap kenaikan biaya impor sebagai sinyal yang jelas untuk kenaikan lebih lanjut, sementara yang lain berpendapat untuk bersabar, mengutip ketidakpastian yang masih ada di sekitar ekonomi AS. Yen yang lemah, yang sekarang mendekati 150 per dolar, membuat barang-barang impor menjadi lebih mahal, yang menaikkan biaya untuk rumah tangga Jepang dan usaha kecil yang bergantung pada barang-barang asing. Beberapa anggota dewan melihat hal ini sebagai kekuatan inflasi yang jelas yang memerlukan intervensi lebih cepat daripada nanti.
Lapisan kerumitan lainnya berasal dari politik internal Jepang. Perdana Menteri Shigeru Ishiba baru-baru ini menghadapi hasil pemilu terburuknya sejak tahun 2009, yang memberikan tekanan pada pemerintahnya untuk memberikan kebijakan yang melawan kenaikan inflasi. Para anggota kabinet utama, termasuk Menteri Revitalisasi Ekonomi Ryosei Akazawa, menyarankan agar Jepang memprioritaskan untuk mengakhiri deflasi sebelum melakukan kenaikan suku bunga yang agresif. Sikap ini mencerminkan tindakan penyeimbangan politik yang mempengaruhi keputusan BoJ.
Untuk saat ini, BoJ sedang berjalan di garis tipis. Di satu sisi, ada kebutuhan untuk mengendalikan inflasi yang didorong oleh yen yang lebih lemah dan di sisi lain, risiko fluktuasi mata uang yang besar jika ada kenaikan suku bunga yang tidak terduga. Langkah BoJ selanjutnya akan bergantung pada apakah ekonomi AS menunjukkan stabilitas setelah perkembangan politik baru-baru ini, termasuk pemilihan presiden. Hingga saat itu, kebijakan Jepang tetap dalam keadaan siaga, siap untuk beradaptasi namun tetap berhati-hati untuk menghindari menciptakan gejolak baru di pasar keuangan global.
USD/JPY naik karena intervensi verbal Jepang mengangkat yen, namun tantangan ekonomi tetap ada. Sinyal-sinyal yang beragam dari AS dan Jepang membuat USD/JPY tetap berada di ujung tanduk.