15.03.2025
Mikhail Vnuchkov
Penulis di Traders Union
15.03.2025

Harga saham Apple turun 10% setelah meluncurkan produk baru

Harga saham Apple turun 10% setelah meluncurkan produk baru Saham Apple turun 10% setelah meluncurkan MacBook Air dan Mac Studio baru

Saham Apple telah turun 10% selama sebulan terakhir, berkinerja buruk di bawah pasar sementara saingannya seperti Nvidia dan Palantir menguat.

Hal-hal penting yang dapat diambil

- Saham Apple turun 10% selama sebulan terakhir, berkinerja lebih buruk dari Nasdaq Composite, yang turun 5% pada periode yang sama.

-Terlepas dari volatilitas jangka pendek, total imbal hasil pemegang saham Apple selama lima tahun terakhir mencapai 252,98%, jauh melampaui rata-rata industri.

-Apple tetap berkomitmen pada pertumbuhan jangka panjang dengan rencana investasi senilai $500 miliar AS, tetapi masalah ekonomi, tantangan hukum, dan masalah tata kelola menimbulkan risiko.

Penurunan Saham di Tengah Tekanan Pasar

Harga saham Apple telah turun 10% dalam sebulan terakhir, jauh di bawah kinerja Nasdaq Composite yang lebih luas, yang turun hampir 5% pada periode yang sama. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan berbagai tekanan pasar yang lebih luas, termasuk kekhawatiran ekonomi dan kekhawatiran inflasi, yang diperburuk oleh kebijakan tarif baru, lapor Simply Wall Street.

Dinamika harga saham Apple Inc (AAPL) (2021 - Mar 2025) Sumber: TradingView

Sementara sektor teknologi secara keseluruhan telah menunjukkan kinerja yang beragam, perusahaan seperti Nvidia dan Palantir telah membukukan keuntungan, menarik perhatian pada perbedaan Apple dari reli. Para investor tampak khawatir mengenai kemampuan Apple untuk mempertahankan pertumbuhan dalam lingkungan makroekonomi yang menantang, terutama karena persaingan di bidang elektronik konsumen terus meningkat.

Selain itu, kinerja saham raksasa teknologi ini telah dipengaruhi oleh sentimen investor seputar keputusan tata kelolanya. Pada rapat pemegang saham tahunan baru-baru ini, beberapa proposal yang bertujuan untuk mempengaruhi kebijakan perusahaan gagal lolos, menandakan adanya potensi ketidakselarasan antara prioritas manajemen dan investor.

Imbal Hasil Pemegang Saham Jangka Panjang Tetap Kuat

Terlepas dari volatilitas saham baru-baru ini, Apple telah mempertahankan rekam jejak yang kuat dalam memberikan nilai kepada para investornya. Selama lima tahun terakhir, total imbal hasil pemegang saham perusahaan telah mencapai 252,98%, secara signifikan melampaui rata-rata industri teknologi AS yang lebih luas.

Pendorong utama nilai pemegang saham Apple adalah program pembelian kembali sahamnya yang agresif. Sejak meluncurkan inisiatif pembelian kembali sahamnya, Apple telah membeli kembali sahamnya sendiri senilai $539,20 miliar-salah satu program pembelian kembali saham terbesar dalam sejarah perusahaan. Pendekatan ini telah membantu mendukung harga saham dan memberikan nilai yang substansial bagi para investor jangka panjang.

Selain itu, kemampuan Apple untuk secara konsisten menghasilkan pendapatan yang kuat dan mempertahankan profitabilitas telah mengukuhkan reputasinya sebagai perusahaan yang tangguh. Namun, pertumbuhan pendapatan baru-baru ini telah menunjukkan tanda-tanda perlambatan, dengan perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat di pasar-pasar intinya, terutama di sektor ponsel pintar dan komputasi pribadi.

Strategi Pertumbuhan dan Tantangan Pasar

Apple terus berinvestasi besar-besaran untuk pertumbuhan di masa depan, dengan komitmen terhadap rencana investasi senilai $500 miliar AS. Strategi ini menyoroti visi jangka panjang perusahaan dan fokus pada perluasan jajaran produknya, meningkatkan efisiensi rantai pasokan, dan memperdalam keberadaannya di pasar-pasar utama.

Selain kemajuan perangkat keras, Apple telah memperluas ekosistem layanan digitalnya, memperkuat kemitraannya, seperti kolaborasinya dengan Bharti Airtel untuk memperluas jangkauan konten digitalnya. Upaya-upaya ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan jangka panjang, meskipun persaingan dari para pesaing seperti Google, Amazon, dan Microsoft tetap menjadi tantangan yang signifikan.

Namun, tantangan hukum menimbulkan risiko bagi lintasan pertumbuhan Apple. Perusahaan menghadapi tuntutan hukum yang sedang berlangsung terkait dengan keamanan produk dan sengketa kekayaan intelektual, yang dapat menyebabkan pengawasan regulasi dan potensi kewajiban keuangan. Selain itu, kekhawatiran atas rasio Price-to-Earnings (P/E) Apple yang tinggi telah membuat beberapa analis mempertanyakan apakah saham ini dinilai terlalu tinggi dibandingkan dengan potensi pendapatannya.

Penurunan saham Apple sebesar 10% menyoroti tantangan jangka pendek meskipun Apple terus berinovasi dan memiliki kinerja historis yang kuat. Meskipun perusahaan ini tetap menjadi pemimpin dalam industri teknologi dan mempertahankan strategi jangka panjang yang kuat, tekanan ekonomi makro, masalah hukum, dan tantangan tata kelola dapat terus membebani sentimen investor dalam waktu dekat.

Selain itu, Apple Inc. telah menunjuk eksekutif lama Kim Vorrath untuk menduduki posisi senior di divisi kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin.

Materi ini mungkin mengandung opini pihak ketiga, bukan merupakan nasihat keuangan, dan dapat mencakup konten bersponsor.