Saham Nike naik seiring dengan kemajuan pembicaraan perdagangan antara AS dan Vietnam

Saham Nike Inc. naik sebanyak 3% pada hari Jumat menyusul indikasi bahwa Vietnam dan Amerika Serikat mungkin hampir mencapai kompromi pada tarif yang baru diusulkan yang telah mengancam rantai pasokan dan margin perusahaan pakaian olahraga tersebut.
Reli, yang membawa saham Nike ke kisaran $58 pada tengah hari, membantu membalikkan beberapa kerugian besar yang diderita perusahaan pada awal pekan ini. Saham Nike sempat anjlok 14% pada hari Rabu setelah mantan Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif 46% untuk impor dari Vietnam-salah satu basis manufaktur Nike yang paling penting, lapor Business Insider.
Menurut laporan tahunan terbaru Nike, perusahaan ini memproduksi sekitar separuh alas kaki dan lebih dari seperempat pakaiannya di Vietnam tahun lalu. Tarif sebesar itu menjadi ancaman serius bagi struktur biaya dan harga yang kompetitif.
Vietnam Meminta Penundaan dan Mengupayakan Solusi Diplomatik
Pada hari Jumat pagi, pemerintah Vietnam meminta penundaan hingga tiga bulan untuk tarif AS, dengan harapan dapat menggunakan waktu tersebut untuk menegosiasikan kerangka kerja perdagangan yang baru. Dalam sebuah pernyataan, Vietnam menegaskan kembali komitmennya untuk mempertahankan hubungan ekonomi yang kuat dengan Amerika Serikat, termasuk kelanjutan pembelian bahan baku dan peralatan manufaktur Amerika.
Di kemudian hari, Donald Trump memposting di Truth Social bahwa dia melakukan "panggilan yang sangat produktif" dengan To Lam, sekretaris jenderal Partai Komunis Vietnam. Trump mengatakan bahwa Lam menyatakan ketertarikannya untuk menghapuskan tarif sepenuhnya, dan ia mengisyaratkan akan adanya putaran pembicaraan lain dalam waktu dekat.
Vietnam adalah salah satu negara yang paling terpengaruh oleh kebijakan tarif baru AS. Tahun lalu, AS mengimpor barang senilai sekitar $136,6 miliar dari Vietnam, dengan peralatan komunikasi dan pakaian yang menduduki peringkat teratas dalam nilai dolar.
Hasil dari negosiasi yang sedang berlangsung dapat secara signifikan berdampak pada perusahaan multinasional seperti Nike yang mengandalkan manufaktur Vietnam. Para investor akan mengamati dengan seksama tanda-tanda perjanjian perdagangan formal atau penundaan penerapan tarif.
Selain itu, kepala ekonom global JPMorgan, Bruce Kasman, telah mengeluarkan perkiraan suram terkait kebijakan tarif agresif Presiden Donald Trump, memperingatkan bahwa ekonomi global sedang menghadapi penurunan yang signifikan.