Prospek Indeks Dolar AS melemah karena Sentimen Konsumen Michigan meleset 3,7 poin

Indeks Dolar AS (DXY) berada di bawah tekanan yang meningkat, terbebani oleh gabungan data sentimen negatif dan meningkatnya kekhawatiran atas prospek ekonomi AS.
Setelah turun hampir 4% selama seminggu terakhir, DXY bergulat dengan level support kritis dan tertatih-tatih dalam kondisi jenuh jual. Meskipun sinyal teknikal menunjukkan potensi pembalikan arah, lanskap makroekonomi yang lebih luas menimbulkan pertanyaan tentang ketahanan dolar dalam jangka pendek.
Katalis untuk DXY terlihat jelas pada hari Jumat lalu, ketika Indeks Sentimen Konsumen awal dari University of Michigan anjlok ke 50,8, jauh di bawah ekspektasi pasar 54,5 dan jauh dari angka sebelumnya yaitu 57. Hasil ini menandai sinyal yang jelas bahwa rumah tangga AS kehilangan kepercayaan terhadap ekonomi, sebagian besar karena meningkatnya ketidakpastian seputar kebijakan proteksionisme Presiden Trump.
Ketegangan perdagangan, termasuk kebuntuan tarif yang tidak menentu dengan China, mulai mempengaruhi persepsi konsumen tentang stabilitas keuangan mereka di masa depan, yang mengarah pada penurunan prospek pengeluaran dan pertumbuhan ekonomi. Ketika sentimen konsumen memburuk, demikian juga prospek dolar karena permintaan domestik yang lebih lemah dapat memperlambat aktivitas ekonomi dan membatasi pengetatan Fed di masa depan.
Dinamika harga DXY (Juli 2024 - April 2025). Sumber: Tradingview
Pasar mempertanyakan ketahanan dolar karena RSI memberi sinyal pembalikan naik di tengah risiko makro
Dalam menghadapi angin sakal fundamental ini, DXY telah menembus di bawah level psikologis kunci 100,00, mencapai level terendah 98,75. Namun, pergerakan harga bukannya tanpa nuansa. Saat DXY jatuh, RSI memasuki wilayah oversold, menunjukkan bahwa meskipun tekanan bearish kuat, sisi negatifnya akan segera habis. Seperti yang terlihat pada grafik 1 jam, Exponential Moving Average (EMA) 50 memperkuat zona resistensi 100,00. Terlepas dari penurunan 0,41% hari ini, kemampuan dolar untuk mempertahankan penurunan lebih lanjut akan sangat bergantung pada apakah dolar dapat menemukan support di level 98,75 atau apakah koreksi teknikal akan terwujud.
Namun, rally dalam ekuitas AS dan optimisme yang ada tentang potensi perjanjian perdagangan dapat memberikan penangguhan sementara pada DXY. Jika risk appetite kembali dan sentimen bergeser ke arah yang lebih positif, DXY mungkin akan mencoba untuk merebut kembali level 100.00. Namun, kegagalan untuk melakukan hal tersebut berisiko mendorong Dolar untuk menguji ulang level yang lebih rendah, berpotensi memperpanjang pelemahannya di minggu depan.
Indeks Dolar AS mengalami penurunan mingguan terburuk sejak November 2022, turun 3,9%. Ketegangan geopolitik dan kenaikan tarif China terhadap impor AS berkontribusi terhadap penurunan tersebut.