Harga minyak mendekati $70 karena surplus pasokan membayangi di tahun 2025

Pasar minyak global bersiap-siap untuk surplus pada tahun 2025, dengan pasokan yang diperkirakan akan melebihi permintaan hingga hampir 1 juta barel per hari (bph). Ketidakseimbangan ini muncul dari peningkatan produksi oleh negara-negara non-OPEC+, termasuk Amerika Serikat, Brasil, dan Guyana, dan pertumbuhan permintaan yang tidak terlalu tinggi, terutama di RRT.
Para analis memprediksi bahwa kebijakan pro-minyak Presiden terpilih Donald Trump, termasuk deregulasi dan perizinan yang lebih cepat, dapat meningkatkan produksi minyak mentah AS lebih lanjut, dan mengintensifkan kelebihan pasokan.Meskipun OPEC+ menunda pelonggaran pengurangan 2,2 juta bph hingga April 2025, Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan surplus 950.000 bph bahkan jika tingkat produksi saat ini dipertahankan. Jika OPEC+ melanjutkan rencana pengurangan pemangkasan, kelebihan pasokan dapat meningkat menjadi 1,4 juta bph.
Dinamika harga minyak mentah AS (Nov 2024 - Des 2024) Sumber: TradingView.
Dinamika harga minyak WTI dan Brent
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada $70,69, bertahan di atas rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 50 hari ($69,99) dan 200 hari ($69,62), yang menandakan kekuatan jangka pendek. Resistensi langsung berada di $71,38, sementara support ditemukan di $68,77. Penurunan di bawah titik pivot $70,03 dapat menyebabkan penurunan yang lebih tajam.
Demikian pula, minyak mentah Brent diperdagangkan pada $73,73, dengan titik pivot di $73,34 yang berfungsi sebagai penanda kritis. Level-level resistance diposisikan di $73,99 dan $74,54, sementara support diidentifikasi di $72,73 dan $71,98. Kisaran ketat Brent mencerminkan keraguan pasar, dengan para pedagang menunggu penembusan untuk arah yang lebih jelas.
Risiko geopolitik dan ketidakpastian permintaan
Faktor-faktor geopolitik, termasuk kebijakan Trump terhadap Iran, Venezuela, dan Rusia, dapat mengganggu keseimbangan penawaran-permintaan saat ini. Sanksi yang lebih ketat atau peningkatan ketegangan dapat mendorong harga minyak lebih tinggi, mengimbangi fundamental yang bearish. Namun, dengan estimasi pertumbuhan permintaan minyak China pada tahun 2024 yang direvisi turun dari 700.000 bph menjadi 180.000 bph, pemulihan permintaan masih belum pasti.
Ke depan, para pelaku pasar mengamati dengan seksama keputusan OPEC+, kebijakan energi Trump, dan kondisi ekonomi global untuk mengukur tren harga minyak.
Sebelumnya, kami telah menganalisis bagaimana kuatnya permintaan AS dan pemulihan ekonomi China berkontribusi pada momentum bullish harga minyak.