Harga minyak naik karena ekspansi manufaktur RRT dan penurunan stok minyak mentah AS

Harga minyak naik pada hari Selasa, didukung oleh ekspansi sektor manufaktur RRT di bulan Desember dan proyeksi penurunan stok minyak mentah AS. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada $71,65 per barel, menandai kenaikan 0,79%, sementara minyak mentah Brent naik 0,77% menjadi $74,63.
Stok minyak mentah AS diperkirakan turun sekitar 3 juta barel minggu lalu, yang selanjutnya mendukung harga. Namun, pasar tetap berhati-hati, menghadapi tantangan seperti risiko geopolitik, kekhawatiran kelebihan pasokan, dan potensi dampak dari kebijakan energi pemerintahan Trump. Harga minyak tahunan siap untuk turun 0,5%, yang mencerminkan kisaran perdagangan yang ketat sepanjang tahun 2024.
Pergerakan harga USOIL (Nov 2024 - Des 2024) Sumber: TradingView.
Pertumbuhan ekonomi China mendukung permintaan minyak
Biro Statistik Nasional China melaporkan Indeks Manajer Pembelian Manufaktur (PMI) sebesar 50,1 untuk bulan Desember, yang menunjukkan ekspansi moderat meskipun turun dari 50,3 di bulan November. Data ini, ditambah dengan langkah-langkah stimulus yang direncanakan seperti penerbitan obligasi pemerintah senilai $411 miliar, menandakan ketahanan ekonomi di negara importir minyak mentah terbesar di dunia ini. Perkembangan ini telah mendukung sentimen permintaan minyak.
Indikator teknikal menyoroti momentum bullish
Minyak mentah WTI telah keluar dari pola tiga puncak, dengan harga bertahan di atas level penting $71,08. Resistensi berada di $72,12 dan $72,84, sementara level support diidentifikasi di $70,18 dan $69,14. Demikian pula, minyak mentah Brent telah mempertahankan kekuatan di atas titik pivot di $74,47, dengan resistensi langsung di $75,32 dan dukungan turun di $73,74.
Baik WTI maupun Brent diperdagangkan di atas rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 50 dan 200, yang memperkuat prospek bullish jangka pendek dan jangka menengah.
Dalam analisis kami sebelumnya, kami mengeksplorasi bagaimana potensi kelebihan pasokan pada tahun 2025, yang didorong oleh peningkatan produksi non-OPEC+ dan permintaan China yang lemah, dapat membebani harga minyak. Faktor-faktor ini tetap penting dalam membentuk lintasan pasar.