Harga minyak mentah mengalami momentum kenaikan di tengah ketatnya suplai dan penurunan persediaan

Harga minyak mentah naik, dengan WTI diperdagangkan mendekati $75 per barel, karena pasar bereaksi terhadap tanda-tanda pengetatan suplai dan penurunan persediaan. Menurut American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah AS turun 4,022 juta barel minggu lalu, secara signifikan melebihi ekspektasi penurunan 0,25 juta barel.
Ini menandai penurunan mingguan keempat berturut-turut, memperkuat sentimen bullish. Selain itu, para trader juga mengamati konfirmasi dari laporan U.S. Energy Information Administration (EIA), yang dapat mendorong harga lebih lanjut jika laporan tersebut menunjukkan penurunan yang lebih besar dari yang diperkirakan.
Dinamika harga USOIL (Okt 2024 - Jan 2025) Sumber: TradingView.
Pemangkasan OPEC dan Risiko Geopolitik Dorong Harga Minyak
Produksi OPEC pada bulan Desember turun 50.000 barel per hari (bph), dipengaruhi oleh pemeliharaan ladang di UEA. Sementara itu, produksi Iran turun di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, yang berkontribusi pada pasokan global yang lebih ketat. Sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia dan Iran telah meningkatkan permintaan untuk minyak Timur Tengah, mendorong Arab Saudi untuk menaikkan harga untuk pembeli Asia untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir. Selain itu, Shandong Port Group dari China melarang kapal-kapal minyak yang terkena sanksi AS, sehingga semakin memperketat jalur suplai.
Prospek Teknikal dan Indikator Ekonomi
Penembusan WTI baru-baru ini di atas rata-rata pergerakan 200 hari di $72,36 menandakan momentum kenaikan yang kuat. Resistance terdekat berada di $76,10, dengan potensi pergerakan menuju $77,36. Para analis memperingatkan bahwa pembalikan di bawah titik pivot $73,12 dapat memicu tekanan jual. Sementara itu, data tenaga kerja AS yang kuat telah mendorong ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sehingga memperkuat permintaan minyak mentah. Namun, kenaikan pajak impor bahan bakar minyak baru-baru ini di China dapat mengurangi permintaan, sehingga berpotensi melunakkan harga premium untuk bahan bakar minyak Rusia.
Ke depan, laporan persediaan EIA dan perkembangan geopolitik akan sangat penting dalam membentuk sentimen pasar. Para trader tetap optimis namun tetap berhati-hati, dengan level resistance $77,36 sebagai tonggak utama.
Pada analisis kami sebelumnya, kami mencatat bahwa harga WTI berada di dekat $73 karena sentimen pasar masih beragam akibat perlambatan ekonomi China dan meningkatnya pasokan non-OPEC. Tren ini masih berlanjut, meskipun produksi OPEC yang lebih ketat dan data ekonomi yang bullish telah memperkuat momentum kenaikan.