Penjualan Mercedes-Benz turun 3% karena melemahnya permintaan di China dan Eropa

Mercedes-Benz Group AG mengalami penurunan penjualan global sebesar 3% menjadi 1,98 juta kendaraan, terutama disebabkan oleh lemahnya permintaan di Tiongkok dan penjualan kendaraan listrik yang lebih rendah di Eropa, yang mencerminkan tantangan yang sedang berlangsung di tengah perubahan preferensi konsumen dan meningkatnya persaingan.
Poin-poin Penting
- Penjualan global Mercedes-Benz turun 3%, terutama karena melemahnya permintaan di pasar-pasar utama seperti Cina.
- Penjualan di Cina turun 7%, dengan merek lokal mendapatkan pangsa pasar atas impor mewah.
- Penjualan kendaraan listrik turun hampir 25% karena berkurangnya subsidi di Eropa dan meningkatnya persaingan.
Penurunan 3% dalam penjualan global
Penjualan global Mercedes-Benz mengalami penurunan 3% tahun lalu, yang menandai tantangan yang signifikan bagi perusahaan. Produsen mobil mewah yang terkenal dengan kendaraan premiumnya ini menghadapi penurunan permintaan, terutama untuk model-model kelas atas, yang berkontribusi pada perlambatan penjualan secara global, lapor Bloomberg.
Penurunan ini terutama terlihat di pasar-pasar utama seperti China dan Eropa, di mana pergeseran preferensi konsumen dan faktor ekonomi berdampak negatif pada kinerja merek.
Dinamika harga saham Mercedes Benz Group AG (MBGn) (Sep 2024 - Jan 2025) Sumber: Investing.com
Penurunan 3% berarti sekitar 1,98 juta kendaraan terjual, turun dari 2,04 juta pada tahun sebelumnya. Meskipun ada kinerja yang kuat di kuartal terakhir tahun ini, di mana penjualan sedikit membaik, hasil keseluruhannya masih jauh dari ekspektasi.
Perjuangan di Tiongkok
Faktor yang paling signifikan di balik penurunan penjualan adalah penurunan 7% dalam penjualan Mercedes-Benz di Cina, pasar terbesarnya. Model-model kelas atas seperti S-Class dan Maybach mengalami penurunan permintaan yang tajam, karena konsumen lokal semakin menyukai merek domestik seperti BYD daripada mobil mewah asing.
Produsen mobil Cina telah berkembang pesat di segmen mewah, menawarkan alternatif yang kompetitif untuk merek-merek tradisional Eropa. Pergeseran ini membuat Mercedes-Benz menghadapi tantangan yang cukup besar dalam mempertahankan pangsa pasarnya.
Perlambatan ekonomi Tiongkok dan meningkatnya popularitas mobil listrik lokal semakin mengurangi permintaan untuk penawaran mewah tradisional Mercedes. Dengan penurunan penjualan sebesar 7% di Tiongkok, perusahaan terpukul oleh pergeseran pasar ini, sehingga menyoroti perlunya beradaptasi dengan preferensi konsumen yang terus berkembang di wilayah tersebut.
Penurunan penjualan kendaraan listrik
Selain kesulitan di Tiongkok, Mercedes-Benz juga menghadapi penurunan signifikan dalam penjualan kendaraan listrik (EV) di Eropa, di mana penjualan model yang sepenuhnya elektrik turun hampir 25%.
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh pengurangan subsidi pemerintah di beberapa negara Eropa, yang sebelumnya mendukung adopsi EV. Ketika banyak pemerintah Eropa mengurangi insentif keuangan untuk pembeli mobil listrik, permintaan konsumen terhadap mobil listrik pun melemah.
Selain itu, meningkatnya persaingan dari produsen Cina, yang telah merebut pangsa pasar EV yang semakin meningkat, semakin menghambat kemampuan Mercedes-Benz untuk mempertahankan posisinya di pasar Eropa.
Perusahaan seperti BYD dan NIO telah mendapatkan daya tarik dengan EV mereka yang terjangkau dan dilengkapi dengan baik, sehingga meningkatkan tekanan pada produsen mobil yang sudah mapan seperti Mercedes-Benz untuk berinovasi dan beradaptasi.
Selain itu, saham Honda Motor Co. Ltd. melonjak 13,55% di perdagangan Tokyo pada 24 Desember, kenaikan terbesar dalam satu hari sejak 2008, setelah produsen mobil ini mengumumkan rencana pembelian kembali saham secara besar-besaran dan konfirmasi pembicaraan merger dengan Nissan Motor Co. Ltd.