ABP menjual saham Tesla karena ketidaksepakatan dengan rekor gaji Musk

Stichting Pensioenfonds ABP, dana pensiun terbesar di Eropa, telah menjual seluruh sahamnya senilai € 571 juta ($585 juta) di Tesla Inc. selama kuartal ketiga tahun 2024, dengan alasan tidak setuju dengan paket kompensasi Elon Musk yang memecahkan rekor.
Seorang juru bicara dana pensiun Belanda mengkonfirmasi keputusan tersebut pada hari Minggu, dengan mencatat pertimbangan tambahan seperti laba atas investasi, biaya, dan persyaratan investasi yang bertanggung jawab, lapor Bloomberg.
Langkah ini diambil setelah bertahun-tahun pengawasan atas struktur gaji Musk yang kontroversial, yang telah menghadapi reaksi keras dari para pemegang saham dan tantangan hukum. Bulan lalu, seorang hakim Delaware membatalkan paket opsi saham Musk, yang awalnya bernilai $2,6 miliar dan melonjak menjadi $56 miliar, bahkan setelah para pemegang saham menyetujuinya.
Kekhawatiran Meluas Lebih dari Sekadar Gaji
Keputusan ABP juga dipengaruhi oleh kekhawatiran yang lebih luas tentang operasi Tesla. Kondisi kerja yang buruk di perusahaan adalah salah satu alasan divestasi. Meskipun ABP tidak menjelaskan lebih lanjut tentang kekhawatiran ini, dana pensiun menekankan bahwa praktik investasi yang bertanggung jawab adalah inti dari proses pengambilan keputusannya.
Ini menandai sebuah langkah penting bagi ABP, yang mengelola aset senilai lebih dari €500 miliar. Dana pensiun ini semakin menyelaraskan portofolionya dengan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), yang memprioritaskan investasi yang beretika dan berkelanjutan.
Implikasi yang Lebih Luas untuk Tesla
Penjualan ini menggarisbawahi ketegangan yang meningkat antara investor institusional dan praktik tata kelola perusahaan Tesla. Paket gaji Musk, yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan melalui target-target ambisius, telah menuai kritik karena dianggap berlebihan, bahkan ketika Tesla telah memberikan kinerja keuangan yang kuat dalam beberapa tahun terakhir.
Divestasi ABP menyoroti tantangan yang dihadapi Tesla dalam memenuhi harapan para investor yang sadar sosial. Karena standar-standar ESG terus membentuk strategi investasi, Tesla mungkin akan menghadapi tekanan yang lebih besar untuk mengatasi masalah tata kelola dan ketenagakerjaan.
Baru-baru ini kami menulis, bahwa perubahan nama akun X milik Elon Musk menjadi "Kekius Maximus" telah memicu badai spekulasi di dunia mata uang kripto.