Harga NZD/USD di bawah tekanan di sekitar $0,5650 karena laporan PSI Business NZ menurun

Pasangan NZD/USD diperdagangkan di dekat 0,5650 selama awal sesi Eropa hari Selasa, menandai penurunan intraday sebesar 0,53%. Volatilitas melonjak karena Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan pengenaan tarif 25% untuk impor dari Kanada dan Meksiko mulai Februari.
Pernyataan Trump tentang tarif, termasuk ancaman hingga 60% terhadap China, telah membebani mata uang yang terkait dengan perdagangan global, termasuk dolar Selandia Baru (NZD).
Dolar AS pulih dari level terendah dua minggu, dengan indeks dolar AS (DXY) naik di atas 108,50, didorong oleh ekspektasi bahwa kebijakan proteksionisme Trump dapat menyalakan kembali tekanan inflasi. Skenario ini dapat menghalangi Federal Reserve untuk melakukan lebih dari satu kali pemangkasan suku bunga tambahan tahun ini, sehingga menambah kekuatan Greenback.
Dinamika harga NZD/USD (Des 2024 - Jan 2025) Sumber: TradingView.
Lemahnya PSI Selandia Baru menambah kerugian NZD
Menambah sentimen bearish, data dari Business NZ mengungkapkan bahwa Indeks Kinerja Jasa Selandia Baru (PSI) turun menjadi 47,9 pada bulan Desember dari 49,5 pada bulan November, menandai kontraksi selama sepuluh bulan berturut-turut.
PSI yang lebih lemah dari perkiraan menggarisbawahi tantangan ekonomi yang terus berlanjut, meningkatkan kekhawatiran mengenai pemulihan ekonomi Selandia Baru dan meningkatkan spekulasi pasar bahwa Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) akan memangkas tingkat suku bunga acuan dari 4,25% menjadi 3,75% bulan depan.
Peristiwa-peristiwa penting yang perlu diperhatikan
Investor saat ini memantau dengan seksama data Consumer Price Index (CPI) yang akan dirilis untuk Selandia Baru, dengan ekspektasi penurunan tingkat inflasi tahunan ke level terendah sejak 2021. Selain itu, setiap perkembangan dalam kebijakan perdagangan AS, terutama langkah-langkah tarif Trump, diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap Kiwi mengingat hubungan perdagangan Selandia Baru yang kuat dengan China.
Kesimpulannya, pasangan NZD/USD tetap berada di bawah tekanan karena lemahnya data domestik dan risiko terkait tarif membebani sentimen pasar. Data ekonomi utama dan perkembangan perdagangan dalam beberapa hari mendatang akan memainkan peran penting dalam membentuk lintasan pasangan ini.
Analisis kami sebelumnya menyoroti peran People's Bank of China (PBoC) yang mempertahankan suku bunga stabil di 3,35% dan 3,85% dalam mendukung NZD/USD. Selain itu, ekspektasi dovish dari Federal Reserve dan hubungan perdagangan yang kuat antara Selandia Baru dan Cina telah menjadi faktor kunci yang mempengaruhi kinerja pasangan ini.